Senin, 30 September 2013

KOMPOR DAN TUNGKU DINGIN SI HEMAT ENERGI & RAMAH LINGKUNGAN


Tungku Dingin
Adalah Ir. Purwanto, salah seorang aktivis relawan BKM “Sakinah” Kelurahan Kradenan. Lalaki paruh baya ini dikenal masyarakat sebagai sosok yang kreatif dan inovatif, terutama pada bidang Teknologi Tepat Guna. Kali ini karyanya justru mencengangkan para Tim Penilai Lomba TTG Tahun 2013. Betapa tidak Pak Pur, sebutannya, telah berhasil membuat alat kompor yang memiliki keunggulan, yaitu ramah lingkungan dan hemat energi.
Produk seperti inilah yang dinanti-nanti  kehadirannya oleh masyarakat, termasuk para pengrajin batik.  Betapa tidak ? Karena, proses pembuatan batik memang tidak lepas dari energi panas atau api, baik itu untuk pencairan Lilin Batik ketika seseorang melukis batik atau saat ngecap. Demikian pula  pada saat pekerjaan 'nglorot” sangat membutuhkan energi panas yang tinggi pula. Energi panas / api memerlukan BBM (Bahan Bakar Minyak ).  Sementara harga minyak tanah sangatlah tinggi sekarang ini. Padahal proses membatik seperti melukis , ngecap batik dan melorot durasi waktunya sangatlah lama.. Dengan demikian kebutuhan biaya untuk BBM sangatlah tinggi.
Untunglah pada saast ini telah ditemukan oleh Ir. Purwanto Kompor dan tungku dingin yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Tungku Dingin2
Alat ini terdiri atas tiga komponen, yaitu : kompor, tungku dan bahan bakar gas Elpiji. Pada sistem ini suhu kompor dan suhu diluar tungku terasa relatif tidak panas, bahkan pada suhu kompor  terasa sangat dingin seperti es.
Kompor meskipun  relatif tidak panas bahkan bisa terasa dingin seperti es, namun tetap menghasilkan pembakaran yang sempurna.  Api kompor tersebut ketika berada dalam tungku akan membakar material padat yang telah berada di dalamnya ( seperti pecahan genteng, batu bata atau batu api ). Namun panas bara hasil pembakaran material padat itu tidak membikin tungku dan hawa di luarnya panas dan juga tidak menimbulkan asap maupun debu arang yang bisa mengotori tembok. Hal ini karena tungku dibuat dari rangkaian batu bata yang didesign sedemikian rupa, sehingga mampu menyerap panas, menahan panas, menyimpan panas dan menyerap tumpahan air/minyak goreng.
Untuk membuat kompornya diperlukan bahan-bahan seperti pipa besi ukuran ¼ inchi, kran kompor, spuyer, selang, regulator bertekanan tinggi dan klem penjepit slang.  Sedangkan untuk pembuatan tungku dibutuhkan material seperti semen, pasir, bata, kluwung gerabah, kluwung semen dan gentinmg kerpus.
Kehematan kompor dan tungku dingin juga tidak terbantahkan. Dalam profil temuannya tersebut Pak Pur menampilkan testimoni dari para pemakai produk kompor dan tungku temuannya itu. Kesemuanya merasa puas karena keiritannya, keramahan linkungan dan tidak menggangu kesehatan dan kecepatan pekerjaannya. Rata-rata keiritannya bisa mencapai 30 sampai40 %.
Temuan yang telah menjadi juara Pertama Lomba TTG Tingkat Kota Pekalongan tersebut, juga sudah dipamerkan dalam acara Pameran Nasional TTG Tingkat Nasional di Kota Padang baru-baru ini. ( Pak Nas ).



2 komentar: